Selasa, 28 Juli 2015

RUMUS MENJALANI KEHIDUPAN



RUMUS MENJALANI KEHIDUPAN
Oleh : H.Yahya Sutaemi

“…Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu bangsa sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” …( QS: 13: 11 ).

Setiap muslim tentu saja sangat mendambakan kebahagian,tidak hanya bahagia di dunia,tetapi juga di akhirat. Namun hal itu harus dicapai tidak hanya dengan doa,tapi juga harus dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam hidup ini ,yaitu dengan amal saleh yang sebanyak-banyaknya. Ada yang berharap beruntung dalam kehidupannya tapi kerugian  yang menghampirinya,ada yang berharap bahagia dalam perjalanan kehidupan keluarganya tapi kenyataan pahit yang dirasakannya,atau  mungkin kita mengharapkan sukses dalam karir tapi kegagalan yang kita temukan ,semua itu terjadi bukanlah sebuah kebetulan semata tapi tentu semua berjalan atas kehendak Allah yang Maha Pengatur dan Maha Kuasa atas segala kehendak makhluknya.
Ayat  Al-Qur’an tersebut di atas mengingatkan kepada kita semua bahwa nasib suatu kaum ataupun nasib seseorang juga ditentukan oleh orang tersebut selain kuasa Allah SWT.
Oleh karenannya tidak sepatutnya manusia yang lemah dan tak berdaya itu merasa sombong baik terhadap sesama manusia maupun terhadap Allah sang pencipta semesta raya. Sunatullah senantiasa berlaku bagi segenap makhluk ciptaan-Nya. Berikut ini berbagai rumus kehidupan yang telah Allah jelaskan dalam Al-Qur’an yang seyogyanya menjadi bahan renungan kita semua.

1.  Hidup itu tidak datar ( tetap ) tetapi berubah-ubah.

            Menyadari hal tersebut  maka sebagai makhluknya yang diciptakan paling sempurna tugas utama manusia adalah bersyukur dan bersabar.Dengan memantapkan syukur kehadirat Allah SWT,baik syukur dalam  hati,lisan dan perbuatan semoga nikmat dan karunia Allah SWT terus  ditambahkan kepada hambanya-hambahnya yg beriman. Wujud syukur yang paling utama adalah dengan menjalankan segenap perintah Allah dan meninggalkan setiap yang di larang-Nya dengan dasar mengharap ridha Allah SWT semata. Kehidupan yang dijalani manusia senantiasa berubah menyebabkan manusia harus berjuang keras untuk mempertahankan hidupnya,sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an surat 90 ayat 4:

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah”(QS:90:4)

Implementasi wujud syukur kita berikutnya adalah memperbanyak sedekah,dan perbuatan yang sangat disukai oleh Allah SWT,hakikatnya sedekah itu juga sebagai perbuatan yang akan kembali kepada orang yang mengeluarkannya. Selanjutnya utnuk melengkapi rasa syukur itu perbanyak silaturahmi ,yang dengan silaturahmi ini Allah akan membukakan pintu-pintu rahmat-Nya kepada manusia.

            Tugas yang kedua adalah sabar atas apa yang Allah berikan kepada kita, sabar ketika diberi ujian kemewahan,sabar ketika diberi ujian jabatan dan kekayaan serta sabar ketika Allah member ujian kemiskinan dan penderitaan dalam hidup ini. Orang-orang yang lulus menjalani ujian dari Allah dengan sabar sesungguhnya dia akan ditinggikan derajatnya oleh Allah SWT.

2.  Hidup itu suatu proses
           
Dialah (Allah) yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,kemudian menjadikan kamu dari keadaan lemah itu menjadi kuat,kemudian sesudah itu lemah kembali dan beruban,Dia menciptakan apa yang dikendaki-Nya,dan Dialah Maha mengetahui lagi Maha Kuasa “ ( QS :30:54)

Firman Allah tersebut di atas menjelaskan bahwa kehidupan yang kita jalani menempuh suatu proses,dan semua proses itu akan di alami oleh seluruh manusia. Dimulai dengan proses embrio dalam rahim berubah menjadi jabang bayi,kemudian di lahirkan,menjadi anak-anak,remaja ,dan dengan buaian kasih sayang kedua orang tua dan karunia Allah jadilah kita dewasa dan selanjutnya menjadi tua,sehingga secara fisik kemudian lemah kembali. Dalam menyikapi firman Allah tersebut  tugas kita adalah berusaha/berikhtiar secara maksimal dan Allah SWT yang menetukan hasilnya.Sebagaimana di firmankan dalam Al-Qur’an:

Dan katakanlah ;Bekerjalah kamu,maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu …”( QS: 9: 105 ).

            Setiap manusia tentu ingin mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan hidup dan itu hampir di inginkan oleh setiap manusia,tetapi semua itu tidak akan mampu tercapai tanpa disertai oleh usaha dan perjuangan yang optimal. Bahkan perjuangan yang dilakukan juga menuntut pengorbanan yang tidak sedikit dari kita. Baik perjuangan dengan tenaga,harta bahkan jiwa.
Secara sunatullah semua itu akan ditempuh oleh manusia dengan tidak memandang jenis kelamin dan usia serta suku dan bangsa.

3.  Hidup merupakan pilihan.

Maka barang siapa yang menghendaki iman maka berimanlah dia dan barang siapa menghendaki kafir,maka kafirlah dia” ( QS : 18 : 29 ).

            Lewat firman-Nya tersebut di atas Allah memberikan pilihan kepada manusia,mau berimankah atau kafir,silahkan jalani,tapi akibat tanggung sendiri. Fasilitas di bumi ini telah Allah sediakan dan semua diperuntukan untuk manusia, makhluk Allah yang paling mulia ini.
Selanjutnya mau dibagaimanakan hamparan kekayaan alam ini oleh manusia Allah mempersilahkannya,tetapi semua yang dilakukan manusia akan berpulang kepada manusia itu sendiri pilihan berada di tangan manusia itu sendiri. Berikut ada kisah menarik ,disebuah bukit yang tinggi hiduplah seorang guru kehidupan yang telah menjadi sumber  kebijakan dunia. Dua orang anak muda bermaksud menuntut ilmu padanya datang untuk mengujinya. Mereka menangkap seekor anak burung,membawa kepada sang guru dan bertanya,” Hai guru kehidupan,aku hendak menuntut ilmu kepadamu,jika engkau sudi menjawab pertanyaanku. Dapatkah engkau mengatakan ,apakah anak burung ditanganku ini masih hidup atau sudah mati?”
            Sang guru menatap wajah kedua pemuda  itu dengan pancaran cahaya kasih sayang. Lalu dengan suara tegas ia berkata,”Wahai anak muda,kalau aku mengatakan burung itu msih hidup,maka engkau akan meremukan burung itu dengan tanganmu hingga mati,namun kalau aku katakan burung itu sudah mati,maka engkau akan melonggarkan tanganmu dan membiarkan burung itu terbang. Wahai anak muda ditanganmu engkau memegang kuasa  kehidupan dan kematian dan adalah tanggung jawab yang Maha besar.”Kedua anak muda tersebut terkejut dan saling menatap satu sama lain dan tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
            Di akhir percakapan tersebut sang guru memberikan beberapa pengajarannya, Wahai anak muda ditangannu tersimpan potensi keberhasilan besar dan kegagalan hidup yang akan kau jalani.Tanganmu sangat mampu melakukan hal itu,seperti engkau mampu mematikan dan menghidupan burung. Engkau memiliki tanggungjawab besar terhadap keberhasilan hidup kalian kelak. Itu artinya pilihan hidup berada ditanganmu. Oleh karena itu jalani hidup ini sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya.gunakan akal dan pikiran ,optimalkan kedua karunia Allah tersebut agar kehidupanmu bahagia dunia dan akhirat.

4.  Hidup itu merupakan sebuah  komitmen 

            Hidup merupakan sebuah proses menjalani komitmen,sebuah janji untuk senantiasa ditunaikan,janji pada Alllah SWT dan janji pada sesama manusia.  Tujuh belas kali minimal setiap hari itu kita ikrarkan komitmen kita pada Allah SWT, untuk hanya menyembah dan memohon pertolongan pada Allah SWT, inilah bentuk ketauhidan yang tertinggi yang dimiliki seorang muslim terhadap Rabbnya. Setiap kita adalah khalifah yang mengemban amanah yang Allah ,yang kelak  harus kita pertanggungjawabkan kepada-Nya. Apapun posisi dan kedudukan yang kita miliki saat ini sesungguhnya bukan suatu kebetulan,tetapi sudah di tentukan oleh Allah,yang tentu saja itulah yang terbaik bagi kita atas karunia-Nya. Pertanyaannya sekarang adalah apakah semua tanggungjawab yang telah kita terima dari Allah SWT tersebut mampu kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT kelak di akhirat ? Jawabannya kembali kepada diri kita masing-masing’dan ini juga sebagai penentu komitmen kita kepada Allah sebagaimana kita sering ikrarkan dalam sholat lima waktu.

5.  Hidup itu sementara ( temporer ) atau ada waktunya.

            Kehidupan yang kita jalani saat ini adalah sementara ( fana ), oleh karena itu tak ada yang perlu kita banggakan dalam hidup ini semua titipan,semua akan kembali kepada sang pemberi amanah yaitu Allah SWT.Firman Allah SWT ;


   Segala sesuatu dijagat raya ini akan binasa ,hanya Tuhanmu yang memilki kebesaran dan kemuliaan akan kekal “ ( QS : 55 : 26-27 ).

Karena kehidupan ini sementara maka isi hidup kita dengan pengabdian  dan prestasi terbaik,tentu saja sesuai dengan bidang kita masing-masing. Jadilah manusia yang keberadaannya membawa  manfaat bagi manusia lainnya. Dalam kisah sufi diceritakan,ada seorang murid bertanya pada gurunya. Guru ,berapa lama umur kupu-kupu itu? Sang guru menjawab umur kupu-kupu sekitar 7 hari, seorang murid berkata dengan raut wajah kecewa. Sayang sekali padahal kupu-kupu binatang yang sayapnya indah dan semua orang yang melihat suka padanya.sang guru dengan tersenyum meneruskan jawabannya,”memang kupu-kupu berumur pendek,tapi hidupnya yang singkat itu tidak pernah digunakan untuk merusak lingkungan dimana dia tinggal,malah berperan bagi membantu makhluk lain dalam proses penyerbukan.
            Jika kita analogikan dalam kisah tersebut di atas bahwa hidup yang kita jalani ini singkat,karena itu jadikan kehidupan kita mampu membawa pencerahan bagi yang lain,membawa semangat dan motivasi bagi yang lain. Ada beberapa tipe kehidupan manusia dalam menjalani kehidupan ini  yaitu :

  • Pertama  tipe manusia wajib, yaitu manusia yang keberadaannya sangat diharapkan kehadirannya oleh orang atau masyarakat dimana  dia tinggal,karena membawa motivasi dan pencerahan bagi lingkungan sekitarnya. Kemudian ketidakhadirannya sangat membuat orang lain kehilangan yang sangat besar, dan kendatipun orang tersebut tidak ada ghirahnya membekas kuat dibenak masyarakat lain.

  • Kedua,  manusia Sunnah, kehadirannya membawa manfaat bagi masyarakat sekitarnya akan tetapi ketidakhadirannya disikapi orang lain dengan biasa saja. Orang lain membutuhkan kehadirannya,tetapi jika tidak hadirpun orang-orang tidak begitu merasa kehilangan karena mudah digantikan oleh orang lain.

  •  Ketiga manusia mubah, manusia tipe ini adalah kehadiran atau ketidakhadirannya di anggap biasa saja ,orang lain mengganggapnya sebagai orang kebanyakan pada umumnya. Dengan kata lain ada ataupun tidak ada orang tersebut tidak membawa dampak apa-apa bagi lingkungannya.

  • Keempat manusia makruh, kebaradaannya di tengah-tengah masyarakat malah menimbulkan masalah,kehadirannya kadang menghambat segala sesuatu yang selama ini  sudah berjalan dengan baik . Misalnya konsep dan program yang sudah disetujui masyarakat lain tetapi justru dia  menjadi penghambat dengan dalih yang tidak  lagi  logis dan cenderung memiliki agenda terselubung.

  • Kelima manusia  haram, yang keberadaannya malah meresahkan masyarakat karena setiap tingkah laku dan perbuatannya membuat lingkungannya tidak nyaman,sehingga orang lain enggan dekat dengannya. Manusia tipe ini adalah manusia yang kehadirannya tidak di inginkan oleh lingkungannya dan ketiadaannya membuat orang lain nyaman dan bergembira.

 Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii thorfata’ainin wa ashlihlii sya’nii kullahu, laa ilaha illa anta.”

Ya Allah hanya rahmatMu aku berharap mendapatkannya. karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dariMu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau

Rabbanaa aatinaa fid dun-yaa hasanataw wa fil aakhirati hasanataw wa qinaa ‘adzaabannaar
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat; dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al-Baqarah 2:201)



 Amin amin ya robbal  a'lamin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar