Senin, 27 Februari 2017

EVOLUSI ALAM SEMESTA, EVOLUSI BINTANG, EVOLUSI TATA SURYA, EVOLUSI BUMI, DAN EVOLUSI ALAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN




EVOLUSI ALAM SEMESTA, EVOLUSI BINTANG, EVOLUSI TATA SURYA, EVOLUSI BUMI, DAN EVOLUSI ALAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Oleh 
Syifa Yusrina 
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

1.        Evolusi Alam Semesta
Menurut para Ilmuwan kealaman menunjukan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan (creation ex nihilo), tidak ada ruang dan waktu, tidak  ada  energy  dan  materi. Ilmu yang   mempelajari   mengenai  sifat,  evolusi  dan  asal  alam semesta  (universe)  disebut kosmologi. Beberapa  teori  yang  menjelaskan  proses terbentuknya  alam  semesta  antara  lain  teori  big  bang,  teori  keadaan  tunak,  serta teori Osilasi.
a.         Teori Big Bang
Berkas:Universe expansion2.png 
Sumber : Wikipedia
Teori big bang dikemukakan oleh ilmuwan Belgia Abbè Georges Lemaitre pada tahun 1927. Menurut teori Big Bang, alam semesta berasal dari keadaan panas  dan  padat  yang  mengalami  ledakan  dahsyat  dan  mengembang.  Semua galaksi  di  alam  semesta  akan  memuai  dan  menjauhi  pusat  ledakan.
b.        Teori Keadaan Tunik
Teori   ini   dikemukakan   oleh   ilmuwan   dari universitas  Cambridge  pada  tahun  1948,  yaitu H.  Bondi,  T.  Gold,  dan  F. Hoyle.  Menurut  teori  keadaan  tunak,  alam  semesta  tidak  ada  awalnya  dan tidak  ada  akhirnya.  Alam  semesta  selalu  tetap  seperti  sekarang.  Materi  yang ada selalu terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam angkasa yang  membentuk galaksi  baru dan  menggantikan  galaksi  lama  yang  bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.
c.         Teori Osilisasi
Menurut  teori osilasi, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak ada akhirnya. Menurut teori osilasi,  sekarang  alam  semesta  tidak  konstan,  melainkan  berekspansi  dimulai dengan  adanya  dentuman  besar  (big  bang).  Alam  semesta  mungkin  telah memulai  dalam  sebuah  dentuman  besar  atau  mungkin  berada  dalam  keadaan tetap dalam keadaan berosilasi. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031NANA_JUMHANA/FINALISASI _IPA_PJJ /UNIT_6.pdf)
2.        Evolusi Bintang

Evolusi bintang adalah tahap panjang proses kehidupan sejak kelahiran hingga kematian sebuah bintang. Proses terbentuk bintang berasal dari nebula yang merupakan materi berisi gas dan debu. Ukuran awan ini sangat besar (diameternya mencapai puluhan SA) tetapi kerapatannya sangat rendah. Awal dari pembentukan bintang dimulai ketika ada gangguan gravitasi (misalnya, ada bintang meledak/supernova), maka partikel-partikel dalam nebula tersebut akan bergerak merapat dan memulai interaksi gravitasi di antara mereka setelah sebelumnya tetap dalam keadaan setimbang. Akibatnya, partikel saling bertumbukan dan temperatur naik. Semakin banyak partikel yang merapat berarti semakin besar gaya gravitasinya dan semakin banyak lagi partikel yang ditarik.
Pengerutan awan ini terus berlangsung hingga bagian intinya semakin panas. Panas tersebut dapat mendorong awan di sekitarnya. Hal ini memicu terjadinya proses pembentukan bintang di sekitarnya. Demikian seterusnya hingga terbentuk banyak bintang dalam sebuah awan besar. Setelah reaksi yang membentuk besi terhenti, tidak ada proses pembakaran selanjutnya. Akibatnya, tekanan menurun dan bagian inti bintang memampat. Karena begitu padatnya, jarak antara neutron dan elektron pun mengecil sehingga elektron bergabung dengan neutron dan proton. Peristiwa ini menghasilkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatkan bagian luar bintang dilontarkan dengan cepat. Inilah yang disebut dengan supernova yang mana akan melahirkan bintang neutron dan juga lubang hitam.  (http://duniaastronomi.com/2011/03/evolusi-bintang/)
3.        Evolusi Tata Surya
Ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana proses evolusi dari tata surya ,yaitu:
Teori Kontraksi Awan Antar Bintang(Nebular Contraction)
•Tokoh: Rene de Cartes(1644), Pierre Simon de Laplace(1796), Immanuel Kant
•Inti Sari: Konservasi momentum sudut, mensyaratkan awan primordial berkontraksi, kecepatan rotasi bertambah besar. Awan primordial berubah menjadi piringan pipih (pancake) .Gumukan besar dipusat menjadi Matahari
Teori Tabrakan (Close Encounters)`
•Tokoh: Georges Louis de Buffon
•Inti Sari:  dua bintang diyang berdekatan akan menyebabkan tertariknya materi satu sama lain. Materi yang terlepas membentuk planet yang berevolusi pada masing-masing bintang.
4.        Evolusi Bumi
Bumi  sebelum  menjadi  tempat  hidupnya  berbagai  makhluk  hidup adalah  sebuah  satelit  yaitu  benda  angkasa  yang  mengitari  matahari. Satelit bumi yang semula panas sekali ini karena berputar terus menerus maka lama kelamaan   menjadi   dingin   dan   berembun.   Embun   yang   lama   menjadi gumpalan air. Inilah yang menjadi sumber kehidupan makhluk. Berikut adalah teori teori mengenai penciptaan bumi:
1.        Teori Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh James Dana (1847) dan Elie de Baumant (1852), teori ini menyatakan bahwa kerak bumi mengalami pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi panas. Pengerutan menyebabkan permukaan bumi tidak rata.
2.        Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Related image 
                                                  Sumber :e-won-absun.blogspot.com
Teori Apungan Benua dikemukakan oleh Alfred Wagner tahun 1912 dalam bukunya Origin of the Continental’s and Ocean’s. Wagner mengemukakan bahwa pembentukan muka bumi disebabkan adanya pergeseran benua. Menurut Wagner, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdiri satu benua (Pangea) dan datu samudera (Panthalassa). Benua tersebut kemudian bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat hingga mencapai posisi seperti saat ini.
3.        Teori Konveksi
Teori konveksi menjelaskan bahwa terjadi aliran konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada diatasnya. Aliran konveksi yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak, sehingga gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi tidak rata.
5.        Evolusi Alam dalam Perpektif Al-Quran
Al-Qurān  menjelaskan  proses  penciptaan  alam  semesta  dengan menjelaskan  bahwa  Allah  menciptakan  sesuatu  yang  padu,  kemudian memisahkannya dan terjadilah ruang alam (al-sama’) dan materi (al-ārdh) beserta  alam-alam  lainnya,  yang  kemudian  memuai.  Al-Qur‟ān  secara eksplisit  membagi  proses  penciptaan  alam  semesta  dengan  enam  tahapan atau  periode:  dua  periode  penciptaan  bumi,  dua  periode  penciptaan  isi bumi  dan  dua  periode  penciptaan  langit.  Al-Quran  juga  menyebutkan dalam penciptaan alam dilengkapi dengan hukum-hukumnya (sunnatullāh) yang  tidak  mengalami  perubahan  dan  penyimpangan. 
Dalam Surah   an-Nāzi‟āt:  27-32   diungkapkan   secara kronologis enam masa penciptaan tersebut sebagai berikut:
1.        Masa   pertama:   apakah   penciptaan   kamu   yang   lebih   hebat ataukah  langit  yang  telah  dibangun-Nya?  (ayat  27).  Ayat  ini  menjelaskan tentang  penciptaan  alam  semesta  dengan  peristiwa  “Big  Bang”,  ledakan besar sebagai awal lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.
2.         Masa kedua:    Dia    telah    meninggikan    bangunannya    lalu menyempurnakannya (ayat 28). Ayat ini menjelaskan tentang pengembangan alam semesta, sehingga benda-benda langit makin berjauhan yang     dalam     bahasa     awam     berarti     langit     makin     tinggi.     Lalu menyempurnakannya, dalam arti pembentukan benda langit bukanlah proses sekali  jadi,  tetapi  proses evolutif (perubahan  bertahap)  dari  awan  antar bintang,  menjadi  bintang,  lalu  nanti  akhirnya  mati  dan  digantikan  generasi bintang-bintang baru.
3.        Masa ketiga: dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang) (ayat 29). Ayat ini bercerita khusus 80tentang  tata  surya  yang  juga  berlaku  pada  bintang-bintang  lain.  Masa  ini adalah  masa  penciptaan  matahari  yang  bersinar  dan  bumi  (serta  planet-planet  lainnya)  yang  berotasi  sehingga  ada  fenomena  malam  dan  siang. Adanya matahari sebagai sumber cahaya, bumi berotasi menjadikan malam dan siang.
4.        Masa  keempat:  Dan  setelah  itu  bumi  Dia  hamparkan  (ayat  30). Ayat ini menjelaskan proses evolusi di planet bumi. Setelah bulan terbentuk dari  lontaran  sebagai  kulit  bumi  karena  tumbukan  benda  langit  lainnya, lempeng benua besar (Pangea) kemudian “dihamparkan” yang menjadikan benua-benua mulai terpisah membentuk 5 benua plus Antariksa.
5.        Masa  kelima:    Darinya    Dia    pancarkan    mata    air,    dan (ditumbuhkan)  tumbuh-tumbuhannya  (ayat  31).  Ayat  ini  menjelaskan  awal penciptaan  kehidupan  di  bumi  (mungkin  juga  di  planet  lain  yang  disiapkan untuk kehidupan) dengan menyediakan air.
6.        Masa  keenam:  Dan  gunung-gunung  Dia  pancangkan  dengan teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu (ayat  32  dan  33).  Ayat  ini  menjelaskan  lahirnya  gunung-gunung  akibat evolusi geologi dan mulai diciptakannya hewan dan kemudian manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar