EVOLUSI ALAM SEMESTA, EVOLUSI BINTANG, EVOLUSI TATA
SURYA, EVOLUSI BUMI, DAN EVOLUSI ALAM DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Oleh
Syifa Yusrina
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
1.
Evolusi
Alam Semesta
Menurut para Ilmuwan kealaman
menunjukan bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan (creation ex nihilo),
tidak ada ruang dan waktu, tidak
ada energy dan
materi. Ilmu yang
mempelajari mengenai sifat,
evolusi dan asal
alam semesta (universe) disebut kosmologi. Beberapa teori
yang menjelaskan proses terbentuknya alam
semesta antara lain
teori big bang,
teori keadaan tunak,
serta teori Osilasi.
a.
Teori Big Bang
Sumber : Wikipedia
Teori big bang dikemukakan oleh
ilmuwan Belgia Abbè Georges Lemaitre pada tahun 1927. Menurut teori Big Bang,
alam semesta berasal dari keadaan panas
dan padat yang
mengalami ledakan dahsyat
dan mengembang. Semua galaksi
di alam semesta
akan memuai dan
menjauhi pusat ledakan.
b.
Teori Keadaan Tunik
Teori ini
dikemukakan oleh ilmuwan
dari universitas Cambridge pada
tahun 1948, yaitu H.
Bondi, T. Gold,
dan F. Hoyle. Menurut
teori keadaan tunak,
alam semesta tidak
ada awalnya dan tidak
ada akhirnya. Alam
semesta selalu tetap
seperti sekarang. Materi
yang ada selalu terus menerus datang berbentuk atom-atom hidrogen dalam
angkasa yang membentuk galaksi baru dan
menggantikan galaksi lama
yang bergerak menjauhi kita dalam
ekspansinya.
c.
Teori Osilisasi
Menurut teori osilasi, alam semesta tidak ada awalnya
dan tidak ada akhirnya. Menurut teori osilasi,
sekarang alam semesta
tidak konstan, melainkan
berekspansi dimulai dengan adanya
dentuman besar (big
bang). Alam semesta
mungkin telah memulai dalam
sebuah dentuman besar
atau mungkin berada
dalam keadaan tetap dalam keadaan
berosilasi. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195905081984031NANA_JUMHANA/FINALISASI
_IPA_PJJ /UNIT_6.pdf)
2.
Evolusi
Bintang
Evolusi bintang adalah tahap panjang
proses kehidupan sejak kelahiran hingga kematian sebuah bintang. Proses terbentuk
bintang berasal dari nebula yang merupakan materi berisi gas dan debu. Ukuran
awan ini sangat besar (diameternya mencapai puluhan SA) tetapi kerapatannya
sangat rendah. Awal dari pembentukan bintang dimulai ketika ada gangguan
gravitasi (misalnya, ada bintang meledak/supernova), maka partikel-partikel
dalam nebula tersebut akan bergerak merapat dan memulai interaksi gravitasi di
antara mereka setelah sebelumnya tetap dalam keadaan setimbang. Akibatnya,
partikel saling bertumbukan dan temperatur naik. Semakin banyak partikel yang
merapat berarti semakin besar gaya gravitasinya dan semakin banyak lagi
partikel yang ditarik.
Pengerutan awan ini terus
berlangsung hingga bagian intinya semakin panas. Panas tersebut dapat mendorong
awan di sekitarnya. Hal ini memicu terjadinya proses pembentukan bintang di
sekitarnya. Demikian seterusnya hingga terbentuk banyak bintang dalam sebuah
awan besar. Setelah reaksi yang membentuk besi terhenti, tidak ada proses
pembakaran selanjutnya. Akibatnya, tekanan menurun dan bagian inti bintang
memampat. Karena begitu padatnya, jarak antara neutron dan elektron pun
mengecil sehingga elektron bergabung dengan neutron dan proton. Peristiwa ini
menghasilkan tekanan yang sangat besar dan mengakibatkan bagian luar bintang
dilontarkan dengan cepat. Inilah yang disebut dengan supernova yang mana akan
melahirkan bintang neutron dan juga lubang hitam. (http://duniaastronomi.com/2011/03/evolusi-bintang/)
3.
Evolusi
Tata Surya
Ada
beberapa teori yang menjelaskan bagaimana proses evolusi dari tata surya
,yaitu:
Teori Kontraksi Awan Antar Bintang(Nebular
Contraction)
•Tokoh: Rene de Cartes(1644), Pierre Simon de
Laplace(1796), Immanuel Kant
•Inti Sari: Konservasi momentum sudut, mensyaratkan
awan primordial berkontraksi, kecepatan rotasi bertambah besar. Awan primordial
berubah menjadi piringan pipih (pancake) .Gumukan besar dipusat menjadi
Matahari
Teori Tabrakan (Close Encounters)`
•Tokoh: Georges Louis de Buffon
•Inti Sari:
dua bintang diyang berdekatan akan menyebabkan tertariknya materi satu
sama lain. Materi yang terlepas membentuk planet yang berevolusi pada
masing-masing bintang.
4.
Evolusi
Bumi
Bumi sebelum
menjadi tempat hidupnya
berbagai makhluk hidup adalah
sebuah satelit yaitu
benda angkasa yang
mengitari matahari. Satelit bumi
yang semula panas sekali ini karena berputar terus menerus maka lama kelamaan menjadi
dingin dan berembun.
Embun yang lama
menjadi gumpalan air. Inilah yang menjadi sumber kehidupan makhluk.
Berikut adalah teori teori mengenai penciptaan bumi:
1.
Teori Kontraksi
Teori kontraksi dikemukakan oleh James Dana (1847)
dan Elie de Baumant (1852), teori ini menyatakan bahwa kerak bumi mengalami
pengerutan karena terjadinya pendinginan di bagian dalam bumi akibat konduksi
panas. Pengerutan menyebabkan permukaan bumi tidak rata.
2.
Teori Apungan Benua (Continental Drift Theory)
Teori Apungan Benua dikemukakan oleh Alfred Wagner
tahun 1912 dalam bukunya Origin of the Continental’s and Ocean’s. Wagner
mengemukakan bahwa pembentukan muka bumi disebabkan adanya pergeseran benua.
Menurut Wagner, di permukaan bumi pada awalnya hanya terdiri satu benua (Pangea) dan datu samudera (Panthalassa). Benua tersebut kemudian
bergeser secara perlahan ke arah ekuator dan barat hingga mencapai posisi
seperti saat ini.
3.
Teori Konveksi
Teori konveksi menjelaskan bahwa terjadi aliran
konveksi ke arah vertikal di dalam lapisan astenosfer yang agak kental. Aliran
tersebut berpengaruh sampai ke kerak bumi yang ada diatasnya. Aliran konveksi
yang merambat ke dalam kerak bumi menyebabkan batuan kerak bumi menjadi lunak,
sehingga gerak aliran dari dalam mengakibatkan permukaan bumi tidak rata.
5.
Evolusi
Alam dalam Perpektif Al-Quran
Al-Qurān menjelaskan
proses penciptaan alam
semesta dengan menjelaskan bahwa
Allah menciptakan sesuatu
yang padu, kemudian memisahkannya dan terjadilah ruang
alam (al-sama’) dan materi (al-ārdh) beserta alam-alam
lainnya, yang kemudian
memuai. Al-Qur‟ān secara eksplisit membagi
proses penciptaan alam semesta dengan
enam tahapan atau periode:
dua periode penciptaan
bumi, dua periode
penciptaan isi bumi dan
dua periode penciptaan
langit. Al-Quran juga
menyebutkan dalam penciptaan alam dilengkapi dengan hukum-hukumnya
(sunnatullāh) yang tidak mengalami
perubahan dan penyimpangan.
Dalam Surah
an-Nāzi‟āt: 27-32 diungkapkan
secara kronologis enam masa penciptaan tersebut sebagai berikut:
1.
Masa
pertama: apakah penciptaan
kamu yang lebih
hebat ataukah langit yang
telah dibangun-Nya? (ayat
27). Ayat ini
menjelaskan tentang
penciptaan alam semesta
dengan peristiwa “Big
Bang”, ledakan besar sebagai awal
lahirnya ruang dan waktu, termasuk materi.
2.
Masa kedua:
Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya (ayat 28). Ayat ini
menjelaskan tentang pengembangan alam semesta, sehingga benda-benda langit
makin berjauhan yang dalam bahasa
awam berarti langit
makin tinggi. Lalu menyempurnakannya, dalam arti
pembentukan benda langit bukanlah proses sekali
jadi, tetapi proses evolutif (perubahan bertahap)
dari awan antar bintang, menjadi
bintang, lalu nanti
akhirnya mati dan
digantikan generasi
bintang-bintang baru.
3.
Masa ketiga: dan Dia menjadikan malamnya
(gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang) (ayat 29). Ayat ini
bercerita khusus 80tentang tata surya
yang juga berlaku
pada bintang-bintang lain.
Masa ini adalah masa
penciptaan matahari yang
bersinar dan bumi
(serta planet-planet lainnya)
yang berotasi sehingga
ada fenomena malam
dan siang. Adanya matahari
sebagai sumber cahaya, bumi berotasi menjadikan malam dan siang.
4.
Masa
keempat: Dan setelah
itu bumi Dia
hamparkan (ayat 30). Ayat ini menjelaskan proses evolusi di
planet bumi. Setelah bulan terbentuk dari
lontaran sebagai kulit
bumi karena tumbukan
benda langit lainnya, lempeng benua besar (Pangea)
kemudian “dihamparkan” yang menjadikan benua-benua mulai terpisah membentuk 5
benua plus Antariksa.
5.
Masa
kelima: Darinya Dia
pancarkan mata air,
dan (ditumbuhkan)
tumbuh-tumbuhannya (ayat 31).
Ayat ini menjelaskan
awal penciptaan kehidupan di
bumi (mungkin juga
di planet lain
yang disiapkan untuk kehidupan)
dengan menyediakan air.
6.
Masa
keenam: Dan gunung-gunung
Dia pancangkan dengan teguh. (Semua itu) untuk kesenanganmu
dan untuk hewan-hewan ternakmu (ayat
32 dan 33).
Ayat ini menjelaskan
lahirnya gunung-gunung akibat evolusi geologi dan mulai
diciptakannya hewan dan kemudian manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar